1.
Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil
yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel itu
sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703) yang berarti kotak-kotak
kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya
disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma.
Istilah
protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut
Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan
nukleoplasma. Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan bahwa
tumbuhan dan hewan mempunyai persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel.
Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan menjadi suatu teori sebagai berikut:
- Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup.
- Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup.
- Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel.
2.
Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama
yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma:
2.1.
Membran Sel / Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang
terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia lipoprotein
(gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel
disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini
adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan
sel.
2.2.
Inti Sel (Nukleus)
Inti sel bertugas mengontrol
kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua
aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein.
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
- Selaput inti (karioteka)
- Nukleoplasma (kariolimfa)
- Kromatin / kromosom
- Nukleous (anak inti)
2.3.
Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian yang cair
dalam sel. Khusus untuk cairan yang beradal dalam inti sel dinamakan nukleoplasma.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai
pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel
sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup
serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
- Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
- Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom.
- Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam mitokondria.
- Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim Pencemaran seluler.
- Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis RE.
- Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis.
- Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3) Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen.
- Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
- Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
- Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
- Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3.
Macam-Macam Sel
Berdasarkan ada tidaknya dinding /
selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik
dan struktur sel eukariotik.
Perbedaan
struktur sel prokariotik dan struktur eukariotik.
Bagian
Sel
|
Prokariot
|
Eukariot
|
Inti
sel
|
Tanpa
membran/selaput disebut nukleoid
|
Selaput
inti ada, disebut inti sel (nukleus)
|
Penutup
sel
|
Berupa
kapsul (fungsi berbeda dengan dinding sel pada tumbuhan)
|
Tidak
ada pada hewan, pada tumbuhan ada dinding sel
|
Retikulum
endoplasma
|
Tidak
ada
|
Ada
|
Badan
golgi
|
Tidak
ada
|
Ada
|
Mitokondria
|
Tidak
ada
|
Ada
|
Lisosom
sentriol
|
Tidak
ada
|
Ada
|
Ribosom
|
Ada
pada sitoplasma
|
Ada
(pada sitoplasma dan retikulum endoplasma)
|
DNA
(bahan gen)
|
Berbentuk
cincin bercampur dengan sitoplasma
|
Berbentuk
pita spiral ganda (double helix) terdapat pada inti, mitokondria, dan
kloroplas (pada tumbuhan)
|
Perbedaan
antara sel tumbuhan dan sel hewan
Ada dua macam sel eukariotik yang
mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan.
Komponen
|
Sel
Tumbuhan
|
Sel
Hewan
|
Ukuran
|
Sel
tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
|
Sel
hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
|
Bentuk
|
Tetap
|
Tidak
tetap
|
Dinding
sel
|
Ada
|
Tidak
tetap
|
Plastid
|
Ada
|
Tidak
tetap
|
Lisosom
|
Tidak
ada
|
Ada
(untuk pencernaan makanan secara pinositosis/fagositosis)
|
Sentrida
|
Tidak
ada
|
Ada
|
Badan
golgi
|
Duktiosom
|
Badan
golgi
|
Vakuola
|
Pada
sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar
|
Tidak mempunyai
vakuola, walaupun terkadang beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola
yang berukuran kecil baik pada sel muda maupun sel dewasa
|
Flagella
/ sillia
|
Tidak
ada
|
Ada
tetapi tidak semua
|
Klorofil
|
Ada
|
Tidak
ada
|
4.
Transpor Molekul melalui Membran
- Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b) Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
- Transpor aktir adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
- Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel.
PEMBELAHAN SEL
A. Mitosis
Pembelahan mitosis disebut juga pembelahan biasa yang memiliki ciri-ciri antara lain:
1. pembelahan berlangsung satu kali;
2. jumlah sel anak yang dihasilkan adalah dua buah;
3. jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom pada induknya, yaitu 2n (diploid);
4. sifat sel anak sama dengan sifat pada induknya;
5. terjadi pada sel tubuh (sel somatik) misalnya pada jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambium;
6. tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang rusak;
7. melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap tersebut akan kembali ke tahap semula sehingga membentuk suatu siklus sel.
Adapun fase pembelahan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Fase Interfase. Fase interfase disebut juga fase istirahat karena tidak menampakkan tanda-tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa pertumbuhan dan pengumpulan energi yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain:
a. fase pertumbuhan primer;
b. fase sintesis, pada fase ini terjadi sintesa DNA dan organel sel;
c. fase pertumbuhan sekunder;
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-benang kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase.
2. Fase Mitotik. Fase mitotik merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini meliputi, tahap-tahap berikut.
a. Tahap Profase. Profase merupakan fase awal dalam pembelahan sel. Profase memiliki subfase sebagai berikut.
Leptonema, ditandai dengan adanya penampakan kromomer.
- Zygonema, ditandai dengan terbentuknya kromatid (kromosom mengganda).
- Pakhinema, terlihat kromosom masih tetap berpasangan.
- Diplonema, pasangan kromatid mulai memisah.
- Diakinesis, ditandai dengan nukleolus menghilang dan terbentuk gelendong inti.
1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat rendah, benang gelendong ini dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol (badan yang menandai kutub dari mekanisme benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur.
2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
c. Tahap Anafase. Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut.
1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel.
3) Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.
d. Tahap Telofase. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain:
1) benang-benang gelendong itu hilang;
2) selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali;
3) struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai;
4) sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma membelah dan pindah ke dalam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 4.1.
Gambar
4.1 Fase-fase pembelahan sel mulai dari interfase, profase, metafase, anafase
dan telofase
Di dalam tipe sel tubuh, bermacam-macam kromosom yang berbeda selalu muncul
dalam dua kopi (berjumlah 2n kromosom homolog). Adapun sel kelamin
diketahui setengah dari jumlah 2n yang ditemukan pada sel-sel somatik.
Pada pembagian kromosom selama mitosis, setiap sel anakan menerima 1 kopi dari
setiap kromosom yang terdapat dalam sel induk. Sebaliknya, selama pembentukan
sel kelamin (meiosis), jumlah kromosomnya tereduksi menjadi n. Jadi,
proses pembuahan antara sperma dan telur memulihkan kembali jumlah 2n kromosom
yang karakteristik untuk sel somatik. Satu kromosom dalam setiap pasangan
berasal dari induk jantan, sedangkan lainnya berasal dari induk betina.
Gambar
4.2 Suatu perbandingan pembelahan sel secara mitosis dan meiosis
No.
|
Mitosis
|
Meiosis
|
1
|
Pembelahan yang memisahkan sister kromatid
|
Tahap pertama adalah pembelahan kromosom reduksi yang
memisahkan kromosom homolog pada anafase I, sister kromatid memisah pada
anafase II.
|
2
|
Satu pembelahan tiap daur, yaitu satu pembelahan kromosom
yang sama.
|
Dua kali pembelahan tiap daur yaitu dua pembelahan
sitoplasma, satu pembelahan setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti
pembelahan kromosom yang sama.
|
3
|
Kromosom tidak berpasangan biasanya tidak terbentuk
kiasmata, tidak terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog.
|
Kromosom berpasangan dan membentuk kiasmata, pertukaran
genetik terjadi kromosom homolog.
|
4
|
Dari satu sel dihasilkan dua sel anak
|
Dari satu sel dihasilkan empat sel anak tiap daur.
|
5
|
Kandungan genetik dari hasil mitosis identik.
|
Kandungan genetik dari proses meiosis berbeda, kromosom
dapat merupakan turunan dari kromosom induk atau bapaknya dengan kombinasi
yang bermacam-macam karena adanya pengelompokan secara rambang dan derajat
pindah silang.
|
Aspek Perbedaan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
1. Tempat Berlangsung |
Sel somatik
|
Sel kelamin
|
2. Tujuan |
Pertumbuhan serta penggantian sel rusak atau mati |
Pembentukan gamet
|
3. Kandungan genetik pada sel-sel anak |
Sama dengan sel induk |
Berbeda dengan sel Induk |
4. Jumlah sel anak |
4 sel |
2 sel
|
5. Jumlah pembelahan |
Satu kali |
Dua kali
|
6. Jumlah kromosom pada sel anak |
Sama dengan sel induk (diploid) |
Setenggah dari sel induk (haploid) |
7. Pindah silang (crossing over) |
Tidak terjadi |
Terjadi pada akhir profase I |
B. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi karena dalam proses pembelahannya terjadi pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian. Pengurangan jumlah kromosom tersebut bertujuan memelihara jumlah kromosom yang tetap dalam satu spesies.Pada sel tumbuhan dan hewan, meiosis terjadi di dalam alat-alat reproduksi, yakni pada pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada tumbuhan berbiji, meiosis terjadi pada putik dan kepala sari, sedangkan pada manusia dan hewan terjadi pada testis dan ovarium.
Pembelahan meiosis meliputi dua kali pembelahan secara lengkap dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid (n). Pada manusia dengan 46 kromosom diploid akan dihasilkan 4 buah sel kelamin haploid dengan 23 kromosom. Pada pembelahan meiosis I, pembelahan disertai dengan profase yang cukup panjang dan terjadi pencampuran kromosom homolog. Pada pembelahan reduksi terjadi faktor hereditas menghasilkan dua sel anak yang haploid. Pada pembelahan meiosis II, sel haploid mengalami pembelahan secara mitosis dan dihasilkan 4 sel anak yang masing-masing haploid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar