BENSIN
Bensin adalah fraksi terpenting dari minyak bumi, yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor roda dua, tiga, ataupun empat.
Mutu bahan bakar bensin tergantung
kepada jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya.
Ketukan
(knocking) adalah suatu perilaku bahan bakar yang menyebabkan mesin
menggelitik, mengurangi efesiensi bahan bakar dan merusak mesin. Knocking dinyatakan dengan nilai oktan.
Bilangan
oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Semakin tinggi nilai oktan,
berarti semakin sedikit ketukannya, dan semakin baik juga mutunya.
Hidrokarbon
|
Bilangan
Oktan Road Index
|
n-heptana
2-metilheptana
n-heksana
2-metilheksana
1-heptena
n-pentana
1-pentena
1-butena
Sikloheksana
2,2,4-trimetil pentana
|
0
23
25
44
60
62
84
91
97
100
|
Bensin terbagi menjadi
3 jenis, yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus. Ketiganya mempunyai
performance atau mutu yang berbeda.
Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis
bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin
ditemukan berdasarkan nilai RON (reserch octane number).
1.
Premium
(RON 88).
Umumnya, premium digunakan
untuk bahan bakar kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan
motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
2.
Pertamax
(RON 92). Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990, terutama
yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection.
3.
Pertamax
Plus (RON 95).
Jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi. Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan berteknologi mutakhir yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi.
Pertamax Plus
sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar
dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable
valve timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan
VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters.
Untuk menentukan nilai
oktan, ditetapkan dua jenis
senyawa sebagai pembanding yaitu isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat
dalam bensin.
Nama oktan berasal dari
oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran
spontan. Tidak seperti yang terjadi pada heptana, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan diberi nilai oktan 100. Sedangkan n-heptana
menyebabkan ketukan paling banyak dan diberi nilai 0.
Bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum
dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran bensin akan diubah menjadi gerak.
Pembakaran bensin yang
diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan
piston.
Hal ini tergantung dari
ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi
maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon
yang akan menentukan kualitas bensin.
Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat mudah
terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum
piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal
sebagai ketukan (knocking).
Proses Pembakaran
Bensin dalam Karburator
1. Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator,
kemudian bercampur dengan udara.
2. Campuran bensin dan udara dimasukkan ke ruang
bahan bakar.
3. Campuran bensin dan udara yang sudah bebentuk
gas ditekan oleh piston hingga volumenya menjadi sangat kecil.
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari
busi. Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan
kendaraan.
Pembakaran terlalu
awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi
yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu
mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi
yang ditransfer ke piston lebih besar.
Oleh karena itu, bensin
dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai
bercabang/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus.
Fraksi bensin dari menara
distilasi umumnya hanya mempunyai bilangan oktan berkisar 70.
Kemudian nilai oktan ditingkatkan dengan cara-cara berikut ini:
1. Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi
hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming.
Reforming adalah
perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon
lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua
jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang
berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
2. Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir
fraksi bensin.
3. Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk
memperlambat pembakaran bensin.
Zat Aditif adalah suatu
zat yang di tambahkan kedalam suatu campuran / adonan / larutan dengan jumlah yang sangat sedikit dengan
tujuan memberikan kualitas yang baik / yang di inginkan dengan signifikan.
Berikut contoh zat aditif yang di tambahkan ke dalam bahan bakar:
1) Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE).CH3O(C2H5)3
2) Tertier Amil Metil Eter (TAME). CH3 O (CH3) C2H5
3) Metil Tertier Butil Eter (MTBE). CH3O(CH3)3
4) Tetra Etil Lead (TEL) . Pb(C2H5)4
Karena saat penggunaannya pada pembakaran
bensin, TEL menghasilkan oksida timah (PbO) yang menempel pada komponen mesin.
Agar (PbO) tidak menempel penggunaan TEL (65%) ditambahkan dengan 1,2-dibromo
etana dan 1,2-dikloro etana yang mengubah Pb menjadi PbBr2 (mudah menguap) yang keluar dari knalpot.
Namun, zat ini dapat mencemari udara dan jika masuk ke dalam tubuh akan
mengakibatkan anemia, sakit kepala dan bila dalam kadar tinggi dapat menimbulkan kematian.
Kesimpulan
Bensin adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari
pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam.
Bensin dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya yang dilihat dari
nilai bilangan oktan yaitu ukuran dari kemampuan bahan
bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Untuk menaikkan
bilangan oktan dilakukan dengan proses reforming, penambahan zat aditif, Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir
fraksi bensin.
Saran
·
Diharapkan peniliti dapat
mengembangkan teknologi untuk meningkatkan mutu dan kualitas bensin, tanpa
menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan.
·
Minyak bumi merupakan
SDA yang tidak dapat diperbarui, sedangkan bensin adalah salah satu olahannya,
maka manfaatkan dengan seefisien mungkin.
·
Bensin digunakan
sebagai ba han kendaraan bermotor dan akan habis bila tidak dicari alternative
nya. Oleh karena itu, usahakan untuk mencari alternative lain selain bensin.
Sumber: Slideshare, dll.
-Dinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar